Cinta atau Nafsu?
Assalamualaikum wrwb,
Sobat Nida, kalau disebutkan kata “Cinta” apa yang seketika terbayang di benak kita? Hayyo... jujurlah, jangan direkayasa! Wajah siapa yang terbayang begitu terucap kata “Cinta” yang membuat banyak jantung deg-degan itu.
Apakah ada yang membayangkan wajah-wajah lapar anak jalanan ibu kota? Atau membayangkan wajah kedua orangtua kita? atau jangan-jangan semuanya kompak membayangkan sosok cowok/ cewek idaman yang lagi diincer begitu mendengar kata ”Cinta” diucapkan?
Wadduh...
Sobat Nida, saat ini makna cinta memang menjadi sangat sempit. Bagaimana tidak? Kebanyakan orang mengasumsikan cinta hanya untuk pasangan sejoli. Lambangnya love berwarna pink. Lalu yang dimaksud ”bercinta” atau making love adalah hubungan seks, hiiy... sempit banget kan? Jadi artinya, kalau cinta sama seseorang pembuktiannya adalah dengan seks gitu? Bodoh sekali. Kalau begitu... orang yang paling banyak cintanya adalah para PSK (Pekerja Seks Komersil) dong!
Padahal cinta itu begitu luas, begitu universal. Cinta tidak melulu bicara tentang orang yang digebet, malah kalau boleh dibilang... itu adalah nafsu. Bagaimana bukan nafsu? Bawaannya mau ketemu melulu, mau dengar suaranya melulu, mau mikirin si doi melulu, segala sesuatu yang bersifat menggebu-gebu begitu kan berarti nafsu.
Nah, nafsu itu sifatnya tidak terpuasi, seperti meminum air laut, makin diminum malah makin dahaga. Sudah ketemuan sama doi, eeh... jadi pengen jalan bareng, sudah jalan bareng maunya makan bareng, suka makan bareng masih aja nggak berhenti SMS-SMS-an, telepon-teleponan. Mending kalau nafsunya sama suami/ istri sah, itu sih nafsu yang diberkahi. Lah kalau nafsunya sama orang yang belum jadi apa-apa, bukan siapa-siapa, terus si nafsu ngaku-ngaku sebagai ”cinta”? Iih... Cuma menghabiskan waktu, tenaga, duit, dan bikin Allah murka aja!
Kenapa Allah murka? Yaa iyalah murka, wong kita diwajibkan mengingat-Nya lima kali sehari saja ogah-ogahan, males-malesan. Tapi begitu mengingat si doi, dengan senang hati, tiap hembusan nafas pula! Bukankah ini berarti kita telah menyekutukan Allah dengan si doi?
Huufff... panjang deh kalau omongin cinta dan nafsu, semoga Allah memberi kita kesempurnaan pemahaman mengenai cinta yang sebenarnya, dan tidak tersesat di belantara nafsu!
Wassalam.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " "
Posting Komentar